HUT HATHI ke-34 & Hari Air Dunia ke-23
Dalam rangka Hari Ulang Tahun Himpunan Alhi Tehnik Hidrolik Indonesia (HATHI) ke-34 dan Hari Air Dunia ke-23, UNILON berpartisipasi dalam kegiatan Penanaman Pohon di Waduk Folder 2, Tanah Kusir pada tanggal 22 Maret 2015. Acara ini dihadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dr. Ir. M. Basuki Hadimuljono, M.Sc.
Facts of Indonesia: Sound Economy
With the GDP expected to reach US$ 1trillion this year, Indonesia is the largest economy in Southeast Asia. Much less affected by the global financial crisis compared to its neighboring countries, Indonesia’s economy grew by 6.3% in the first semester of 2012, making it the fastest growing G20 economy after China. Indonesia grew by 6.5% in 2011and is expected to grow by 6.3% this year, providing a case for the country’s inclusion in the so-called BRIC economies. Future economic expansion is expected to include more inclusive growth as nominal per-capita GDP is expected to quadruple by 2020, according to a Standard Chartered report.
A large part of our economic success is a result of prudent fiscal stewardship that focused on reducing the debt burden. Indonesia’s debt to GDP ratio has steadily declined from 83% in 2001 to less than 25% by the end of 2011, the lowest among ASEAN countries, aside from Singapore which has no government debt.
As a result, by early this year, Moody’s and Fitch had uplifted Indonesia’s credit rating to investment grade status. The rating reflects Indonesia’s resilience to the global financial crisis, improving government and external credit-metrics, and an ability to manage domestic political challenges to the reform agenda.
Economically strong, politically stable and reform minded, Indonesia is an emerging global powerhouse in Asia.
Source: http://www.bkpm.go.id/contents/general/4/sound-economyHydrostatic Test
The main characteristic of Pipe is the ability to transport fluids under certain pressure level. Other than pressure consideration, engineers also concerns about working temperature, corrosive behaviors, flame retardant ability, electric static conductivity, and heat conductivity.
Pressure capability of a pipe is determined by Pipe material, wall-thickness, and working temperature. PVC and PE Pipe were designed to transport fluids within working temperature of 5 - 60º C and recommended for working pressure up to 16bars. If the fluid’s and room’s temperatures are between 20 - 30ºC, PVC and PE Pipe can withstand pressure up to 20bars. In application situation, engineers apply Reduction Factors to determine maximum allowable working pressure for the pipe due to fluid’s and room’s temperature.
Pressure capability of a pipe can be calculated but it could not predict how the pipe will react toward internal fluid pressure for a period of time. Under application condition, the pipe will have certain characteristic in terms of burst, expansion, vibration, water hammer, etc. With advance Hydrostatic Test equipment, QC Lab can simulate these conditions and gain complete records of how the pipe will react.
A Pipe sample is cleaned and coupled to the machine’s pump. The machine will continuously push water into the pipe in a controlled manner until it reached certain pressure level. Since all material has a slight flexibility, the pipe will expand and reduce pressure inside the pipe. The test machine will detect this pressure drop and automatically pump more fluids into the pipe to maintain pressure.
During the test, Lab technicians will follow standard procedures and measures parameters such as Pipe’s diameter, wall thickness, testing periods, temperature, and test pressure level. The test procedures follow standard procedure from SNI standard (previously adopted from ISO standard) which specifically formulate and determine pressure level from the affecting parameters. Once the calculation is completed, technician will input the Pressure test and Test Time into the Test Machine.
All activities and pressure changes during the test will be recorded and presented in a detailed graphic. With this graphic, operator could analyze pipe quality and recommend precise adjustment on the production settings or the raw material compositions to conform pipe standards or customers’ requirements.
SNI – Penguat Daya Saing Bangsa
SNI adalah dokumen berisi ketentuan teknis dari suatu kegiatan atau hasilnya yang dirumuskan secara consensus dan ditetapkan oleh BSN untuk dipergunakan oleh pemangku kepentingan dengan tujuan mencapai keteraturan yang optimum ditinjau dari konteks keperluan tertentu. Kini diusahakan agar SNI menjadi standar nasional yang efektif, setara dengan standar internasional:
- untuk memperkuat daya saing Indonesia,
- meningkatkan keamanan produk,
- transparansi dan efisiensi pasar sekaligus
- melindungi keselamatan konsumen, kesehatan masyarakat, kelestarian fungsi lingkungan dan keamanan
Agar SNI dapat diterima oleh masyarakat luas, maka pengembangan SNI harus memenuhi sejumlah norma:
- Terbuka bagi semua pihak yang hendak berkontribusi dan hendak terlibat
- Transparan agar semua pihak dapat memperoleh informasi tentang pengembangan SNI
- Tidak memihak dan Konsensus sehingga semua pihak dapat menyalurkan pendapatnya dan diperlakukan dengan adil
- Efektif karena memperhatikan keperluan pasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
- Koheren dengan SNI lainnya dan Koheren dengan Standar Internasional kecuali alas an iklim geografis dan teknologi yang mendasar, demi memperlancar perdagangan Internasional.
- Berdimensi Nasional yakni memperhatikan kepentingan publik dan nasional dalam hal:
- meningkatkan daya saing perekonomian nasional dan
- menjamin kelestarian fungsi lingkungan
- memenuhi kebutuhan Nasional mencakup Industri, Perdagangan, Teknologi, Sosial dan Budaya
Mengingat bahwa penerapan standar memiliki jangkauan yang luas maka standar perlu memenuhi kriteria berikut:
- SNI harus harmonis dengan Standar International dan pengembangannya didasarkan pada kebutuhan Nasional dan Industri terkait.
- SNI dikembangkan untuk tujuan penerapan regulasi teknis yang bersifat wajib.
- SNI harus didukung oleh Instansi yang kompeten dengan tujuan melindungi Kepentingan, Keselamatan, Keamanan, Kesehatan Masyarakat, Pelestarian Lingkungan Hidup dan Roda Perekonomian Nasional.
- Instansi Pendukung SNI tersebut harus diakui atau berkompetensi ditingkat Nasional, Regional, dan Internasional.
Ketentuan PP No.102 Tahun 2000 tentang Penerapan Standar Mencakup dua Aspek Penerapan Standar (Standard Application), yaitu:
- Penerapan SNI secara sukarela oleh pelaku usaha, produsen maupun konsumen,
- Instansi Teknis dapat memberlakukan secara wajib sebagian atau keseluruhan spesifikasi Teknis dan/atau parameter dalam SNI untuk memenuhi Norma Dimensi Nasional dari tujuan penerapan SNI.
Berdasarkan ketentuan tersebut, BSN sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap kegiatan Standardisasi Nasional, menetapkan program untuk meningkatkan penerapan SNI secara sukarela dan penerapan SNI yang diperlukan untuk memenuhi ketentuan dalam regulasi teknis yang ditetapkan oleh instansi teknis (regulator).
Dalam hal pelaksanaan Penerapan SNI berlaku kebijakan berikut:
- Penerapan SNI dibuktikan oleh Tanda SNI
- Penerapan dapat bersifat sukarela bagi SNI yang tidak diregulasi. Pengawasan Penerapan dilakukan oleh Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK)
- Penerapan wajib adalah bila SNI diacu dalam suatu Regulasi Teknis. Pengawasan SNI Wajib ini dilakukan juga oleh LPK dan Otoritas Pengawasan.
- Kesiapan Industri/Pelaku Usaha didalam negeri terhadap pemberlakuan Standar yang diregulasi.
- Tersedia Skema Penilaian Kesesuaian untuk setiap produk yang diatur.
- Diperlukan koordinasi yang baik antara BSN, KAN, Regulator, LPK, dan Otoritas Pengawasan untuk menyusun regulasi teknis dan pelaksanaan pengawasan yang efektif.
- Pelaksanaan penerapan SNI Wajib harus mengacu pada prinsip WTO-Agreement on TBT/SPS, yakni: Transparan, Non-Diskriminatif, Mengacu pada Standar Internasional atau SNI setara, dan mendorong saling pengakuan teknis untuk menjamin kelancaran pelaksanaan penerapan.
- Kesesuaian Penerapan Standar dengan prinsip WTO-Agreement on TBT/SPS dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Sistem pengawasan yang akan diterapkan harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan efektif termasuk Pemberlakuan Sanksi bila diperlukan.
Manfaat Penerapan Standard
Menurut Dr.Bambang Setiadi, Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), dalam tulisan berjudul Nasionalisme Di Era Globalisasi Dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), standar membantu dari beberapa sudut pandang berikut:
- menyediakan bahasa dan ukuran sama yang mengurangi waktu pemasaran produk dan keyakinan atar pelaku.
- Standar juga membantu pengurangan biaya produksi karena optimalisasi desain dan pengembangan produk.
- Keamanan produk juga dapat didukung oleh standar karena standar membatasi resiko dan menyesuaikan dengan aturan yang ada.
- Standar juga terbukti mendatangkan manfaat dalam mendorong terbukanya akses ke pasar global.
- Melalui penerapan standar, Manajemen resiko menjadi dimudahkan dan ketidakpastian menjadi berkurang.
- Standar memperbaiki pengaruh lingkungan yaitu melalui proses mengurangi pengaruh negatif lingkungan.
Dibidang perdagangan, perlahan tapi pasti, dan sulit sekali bergerak mundur, terjadilah proses integrasi ekonomi dunia. Dalam proses perdagangan berlangsung proses kontradiksi globalisasi, melemahnya multilateralisme dan berlanjutnya ekspansi regionalisme dan kerjasama blok. Dipasar finansial, secara kasat mata terlihat globalisasi pasar keuangan internasional yang dibarengi dengan peningkatan kerjasama kebijakan keuangan. Dunia perdagangan juga sarat dengan kerjasama multilateral melalui percepatan jaringan kerjasama global dalam produksi, processing dan pelayanan. Riset dengan para pelaku bisnis menunjukkan bahwa:
- 84% pengguna standar internasional memenuhi persyaratan Negara lain,
- 62% merasa penggunaan standar memudahkan proses kontrak dan
- 54% merasa penggunaan standar memudahkan dan mengurangi hambatan.
Di Inggris sejak 1948, standar memberikan kontribusi bagi perekonomian sebesar 2.5Milyar Poundsterling disamping berperan meningkatkan produktivitas Nasional hingga 13%. Di Jerman, penerapan Standar terbukti member keuntungan ekonomi yang mencapai 1% dari GDP. Di Kanada dilaporkan standar menyumbang 17% pertumbuhan produktivitas upah buruh dan 9% pertumbuhan ekonomi dari 1981 ke 2004.
Dibidang industry, penerapan standar telah membuka dimensi dan tantangan-tantangan baru yang berimplikasi positif bagi pelaku industry dalam hal proses inovasi, pengurangan ongkos produksi, keamanan produk, akses pasar global, manajemen resiko, kepedulian lingkungan, manajemen mutu, hubungan pelanggan, efisiensi energy, dan tanggung jawab sosial (Social Responsibility).
Di Indonesia sendiri, penerapan standar oleh industry terbukti membawa manfaat yang signifikan. Ini terungkap dari hasil riset penerapan SNI pada 5 produk yang mengalami keuntungan ekonomi sebagai berikut:
- Air Minum – Rp.2.78 Triliun
- Minyak Goreng – Rp.17.5 Triliun
- Garam BerYodium – Rp.399.3 Miliar
- Pupuk Potasium Klorida – Rp.840 Miliar
- Pupuk SP-36 – Rp.77.3 Miliar
Kegiatan standardisasi yang menghasilkan berbagai reduksi atau penghematan dapat diukur secara kuantitatif.
Yang juga akan mendapatkan keuntungan dari diterapkannya standar produk adalah Konsumen. Penerapan standar memberi manfaat kepada konsumen dalam hal:
- Memperoleh jaminan atas kualitas minimum produk yang dikonsumsi atau dipergunakan
- Mendapatkan perlindungan keamanan dan keselamatan atas produk yg dikonsumsi atau dipergunakan
- Tingkat Harga yang lebih Efisien karena Standar dapat meningkatkan efisiensi produksi dan menekan biaya produksi.
- Memberikan pembelajaran kepada konsumen untuk lebih cermat dan cerdas dalam mengkonsumsi atau mempergunakan produk. Standar memuat kualifikasi/spesifikasi produk yang memungkinkan konsumen dapat memilih produk sesuai dengan kebutuhannya.
- Memberikan ruang bagi konsumen untuk menuntuk (claim) terkait dengan manfaat suatu produk sesuai janji produsen.
Sementara itu, pemerintah yang berkewajiban memberikan perlindungan kepada warga negaranya juga memperoleh manfaat lewat penerapan standar. Selain keuntungan perbaikan Ekonomi Nasional, Pemerintah dapat memperoleh manfaat berikut dari Penerapan Standar:
- Standar memberikan acuan dasar bagi perlindungan kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan bagi masyarakat.
- Standar menjadi acuan pembentuk kesetaraan perdagangan, atau menjadi penghambat atas ketidak-seimbangan perdagangan Global.
- Standar memberikan informasi dasar tentang Technological Know-How yang dikembangkan oleh industri maju, terutama dikaitkan dengan keputusan investasi dan penggunaan sumberdaya serta implementasi teknologi.
Penerapan standar juga memberikan manfaat kepada masyarakat luas dalam bentuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan hidup sekitar. Perhatian kepada perlindungan atas fungsi lingkungan hidup telah menjadi bidang penerapan standar, yakni: ISO14000/SNI 19-14000 tentang Sistem Manajemen Lingkungan (SML).
Alhasil, penerapan standar membawa dampak positif bagi berbagai komponen bangsa. Dalam konteks peningkatan daya saing nasional di era perdagangan bebas CAFTA, penerapan standar menjadi sangat strategis, dengan pertimbangan sebagai berikut:
- Standar merupakan landasan pertumbuhan
- Standar memberikan akses ke pasar yang lebih baik dan memfasilitasi perdagangan
- Memberikan keuntungan bagi industry dalam hal peningkatan mutu, keamanan, kehandalan dan efisiensi produksi
- Meningkatkan daya saing dengan membantu industry untuk menguasai pengetahuan, teknologi, pengertian bersama dan mengurangi resiko
- Standar dapat membentuk cara kerja diberbagai sector dan menciptakan sinergi yang mempercepat laju pemasaran bagi produk, proses dan jasa
- Standar yang memspesifikasi karakteristik kinerja standar akan dapat memicu inovasi dan merupakan pendukung mulai dari konsep perencanaan hingga pasar.
Dilatarbelakangi dengan berbagai pemikiran dan pandangan yang sudah dikemukakan diatas, BSN mencanangkan suatu Action Plan dalam bentuk 11 langkah Gerakan Nasional Penerapan SNI (GENAP SNI) untuk menghadapi dampak implementasi CAFTA terhadap daya saing industri domestik. Penerapan standar diyakini merupakan
- “senjata ampuh” – untuk menyerang dan menerobos pasar luar negeri
- “perisai” – untuk menangkal serangan produk asing masuk kedalam pasar domestic.